Mau Sarapan Pagi Di Tempat Tidur? Sekalian Aja Tidur di Dapur!

>> 28 September 2008

Judul :
Mau Sarapan Pagi Di Tempat Tidur? Sekalian Aja Tidur Di Dapur!

Buku Asli:
If You Want Breakfast In Bed Sleep In The Kitchen
Pengarang : Dave Meurer
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer (BIP)
Jumlah hlm : 219 hlm
Tahun Terbit : 2005


Judul posting di atas saya tulis sama dengan judul bukunya karena memang sudah menarik. Buku ini merupakan hadiah dari suami saya sesaat sebelum karena kami menikah. Selain karena judulnya yang lucu, juga sebagai persiapan untuk kami menikah. Ternyata isinya benar-benar lucu dan menarik seperti judulnya. Judul babnya pun lucu, seperti, “Untung Ada Payudara.” Padahal ternyata membahas tentang istri yang menyusui. Saya sampai terkekeh-kekeh membaca beberapa bagian dari buku ini. Kalau Anda membaca postingan ini belum terkekeh, itu karena ini hanya mutiaranya saja. Cara ia mengembangkan topiklah yang memberi kesan lucu. Selamat membaca. Here is the gem of the book:

“Komitmen, sikap saling mempercayai, serta kasih mereka lebih mendalam dan kaya dibandingkan hari-hari penuh gairah di tahun-tahun pertama mereka sebagai pengantin baru”

“Jangan pernah melupakan hal yang seharusnya tak boleh dilupakan. Sebagian dari Anda bahkan harus diingatkan: bahwa Anda sudah menikah!!”

“Mengapa istri saya menikah dengan saya? Karena alasan yang sangat mirip dengan mengapa orang mendengarkan Louis Amstrong (penyanyi What A Wonderful Worls) bernyanyi: Karena mereka menyukai hal-hal lain mengenai dirinya.”

“Pernikahan yang berhasil bukanlah bila “pasangan yang sempurna” bersatu, melainkan bila seorang pria tak sempurna dan wanita tak sempurna bersatu, saling tergila-gila, belajar saling menyesuaikan diri, dan bahkan menikmati perbedaan masing-masing. Selain itu, bila Tuhan memakai Anda berdua untuk menyebabkan pertumbuhan dan kematangan.”

“Menikah hampir serupa dengan menjadi misionaris/pendakwah bagi suku yang Cuma terdiri dari satu orang.”

“Tuhan menggunakan hasrat seksual kita untuk menggerakkan kita menuju komitmen, rasa percaya, pengorbanan, kejujuran mutlak, dan berbagai hal yang kita alami dalam hidup pernikahan.”

“Tuhan menggunakan seks untuk membuai kita sampai kepada hal-hal lain yang benar-benar kita butuhkan—terhubung secara emosional, sikap tidak mementingkan diri sendiri, kesetiaan, dan latihan jantung yang luar biasa.”

“Seandainya menjadi ayah merupakan pekerjaan yang membosankan dan melelahkan serta membutuhkan segudang motivasi, seperti ketika menata ulang dapur atau membaca buku tebal War and Peace, Anda mungkin akan sanggup menempatkan seluruh umat manusia di pusat kota. Tetapi Tuhan sengaja menciptakan sistem dengan hasil akhir aktivitas paling seru di planet ini, yang seringkali menghasilkan anak-anak.”

“Tuhan memberikan kerinduan kepada kita untuk memiliki Anak.” “Saat kita memandang ke sekeliling dunia yang telah diciptakan Tuhan, kita melihat bahwa:

  1. kehidupan ingin hidup
  2. kehidupan ingin memanfaatkan diri lebih baik, dan
  3. kehidupan akan melakukan ini, entah kredit pajak anak dinaikkan atau tidak:-)

“Ini adalah kesaksian perihal Tuhan yang kreatif dan genius karena Dia mampu membuat seks begitu memuaskan hingga dapat mengatasi keengganan perempuan menghadapi sakit melahirkan selama 15 jam, ketakutan kaum pria untuk mengganti popok, dan bahkan melampaui kecerdasan suami maupun istri yang digabungkan.”

“Dalam kehamilan, si suami harus memerankan penjahat gila sekaligus pahlawan yang gagah berani itu (dalam cerita). Alur ceritanya sederhana saja: ia yang menyebabkan istrinya mendapat kesulitan, dan sebaiknya ia jugalah yang menyelamatkannya (menolongnya).”

“Saya belum pernah mendengar penjelasan tentang kebiasaan wanita hamil mengidam yang aneh-aneh. Selain fakta bahwa tubuhnya sedang mencari nutrisi agar janinnya sehat, saya punya firasat bahwa ini adalah salah satu dari sekian banyak “hal Ilahi”—seperti misalnya memastikan bahwa bayi-bayi kita membutuhkan bantuan untuk mengganti popok, padahal sebenarnya mudah saja bagi-Nya untuk membiarkan mereka menghirup Karbondioksida dan mengembuskan oksigen seperti tanaman pakis Anda.”

“Jadi, tampaknya Tuhan telah mengatur kehamilan sebagai semacam “tempat latihan pertama calon marinir” orang tua.”

“Sungguh berbahaya bila kaum pria berani menyinggung subyek ini (berat badan), dari jarak 100 meter sekalipun.”

“Ada cara untuk memutar mundur jam dan menangkap kembali saat saat itu (saat kita memiliki bayi), yaitu dengan mempunyai cucu.”

“Kaum pria begitu lebih sering berpikir tentang seks daripada kaum wanita, dan kaum pria secara genetis juga dirancang untuk jauh lebih mudah terangsang secara seksual.” “Mengapa Tuhan menciptakan perbedaan dalam hal itu antara laki-laki dan perempuan? Setidaknya ada tiga jawaban kunci:

  1. mencegah agar kita tak berkembang biak secepat kelinci
  2. kaum pria membutuhkan tarikan gairah yang kuat guna mengatasi kecenderungan alami kami untuk menghindari kedalaman interpersonal, dan
  3. memaksa kaum pria belajar cara berkomunikasi dan bertambah dewasa dalam hal-hal yang, bila tidak, akan membuat mereka rugi.”

“Yang menarik, semakin kaum pria bicara dengan jujur kepada orang yang mereka cintai perihal harapan, impian, ketakutan, dan kekhawatiran mereka, semakin mesra pula sikap wanita.”

“Kita sebenarnya orang yang akan lebih baik, bahagia, dan utuh begitu kita mengenal derita maupun sukacita pengungkapan diri, rasa percaya, serta sikap memberi dan bersandar pada orang lain. Hal-hal ini merupakan inti hubungan—termasuk hubungan dengan Tuhan sendiri.”

“Pernikahan akan jauh lebih memuaskan seandainya kita belajar berkompromi.” “Ada sepuluh kiat cemerlang dan penuh wawasan yang akan menyelamatkan kaum pria dari ketololan.” (baca sendiri dalam buku:-))

Thank you Dave:-)




0 comments:

Bookmark and Share

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP