Wanita, Belajarlah Mencintai Dirimu!

>> 27 September 2008

Judul Buku : Wanita, Belajarlah Mencintai Dirimu: Menyayangi dan Memperhatikan Keluarga Tanpa Mengabaikan Diri Sendiri
Buku Asli :
Self-Nurture: Learning to Care for Yourself As Effectively As You Care for Everyone Else
Pengarang : Alice D. Domar, Ph.D, Henry Dreher
Penerbit : Qanita
Jumlah hlm : 400 hlm
Tahun Terbit : 2002

Finalis dari Books for a Better Life Award ini masuk dalam daftar “books that change my life” milik saya. Sebelum membaca buku ini, kehidupan saya kurang bahagia karena saya menjadi mahasiswa yang terlalu banyak membelanjakan diri dan waktu saya untuk orang lain dan aktivitas sosial, tapi saya melupakan diri saya sendiri. Setelah membaca buku ini, hari-hari menjadi begitu menyenangkan dan saya jadi merasa mempunyai kekuatan untuk memilih mengatakan tidak. Kini, setelah menjadi ibu dan direpotkan oleh berbagai urusan pekerjaan dan anak, saya tetap merasa selalu bahagia karena saya selalu mempunyai cara meluangkan waktu untuk menyayangi diri sendiri, walaupun hanya dengan mengambil nafas atau mandi dengan kesadaran penuh. Tentu saja karena saya mencintai diri saya sendiri:-). Selamat membaca! Jangan jadi lilin yang meleleh ketika menerangi orang lain. Terimakasih proffesor Domar, Anda tak hanya pandai mengajar di Fakultas Kedokteran Harvard, tapi juga penulis buku-buku yang hebat. Here is the gem of the book:

“Kebaikan apa yang dapat kau lakukan, kalau kau abaikan dirimu sendiri?” (Thomas A. Kempis)

“Kasih cinta mulia itulah yang membuat para ibu terbiasa menyuapi, sementara dirinya sendiri kelaparan.” (Ferne Cherne, Psikolog)

“Menyayangi diri merupakan pedoman turun temurun untuk merawat diri secara kreatif, emosional, dan spiritual.”

“Menyayangi diri tidak bisa dipandang sebagai sekedar sebuah teknik. Menyayangi diri merupakan komitmen selama hidup.”

“Wanita memiliki hak untuk memenuhi kebutuhan mereka.”

“Setiap orang membutuhkan hubungan dengan orang lain dan kesendirian. Yang terpenting adalah menemukan keseimbangan di antara keduanya.” (Lawrence LeShan, ahli psikoterapi)

“Menyayangi diri sendiri akan meningkatkan, bukan menghambat, keinginan kita yang besar untuk menolong orang lain.”

“Kekuatan tersembunyi itu diantaranya adalah: perencanaan, membuat prioritas, mencari jalan keluar, mencari dukungan, menenangkan diri, merenung dengan tenang, berpikir mandiri, keyakinan moral, mengungkapkan perasaan, sikap bijaksana, kejujuran, semangat juang, dan kecerdasan spiritual.”

“Dengan menyayangi diri setiap hari, akan tumbuh perasaan berharga dari dalam. Sekali perasaan itu tumbuh, Anda akan membuat keputusan yang benar tentang diri Anda. Menemukan keberanian untuk bertindak mengekspresikan diri dan melindungi diri Anda.”

“Kita tidak mungkin menyenangkan semua orang kalau kita juga berharap bisa menyenangkan diri sendiri.”

“Langkah-langkah merawat diri: (1) Merawat Tubuh, (2) Merawat Pikiran, (3) Merawat Emosi, (4) Merawat batin/jiwa.”

“Menyayangi tubuh menyangkut kegiatan dan gagasan berikut: melakukan pernafasan diafragma yang dalam, melakukan latihan relaksasi secara teratur, menata dan mengganti pikiran yang sifatnya mencela tubuh dengan pikiran yang lebih berwelas asih dan memaafkan, mensyukuri sensualitas dan kenikmatan seks, meninjau makanan dari sudut pndang yang sehat dan seimbang, menjaga kesehatan, memiliki rasa hormat yang dalam terhadap kesucian tubuh.”

“Metode merawat Pikiran: Teknik menata pikiran (agar bisa berpikir positif), ungkapan emosi dengan menulis buku harian, pernyataan positif dan doa.”

“Cinta saja tidak cukup.” (Bruno Bettelheim, psikolog austria)

“Kebaikan bagi wanita diidentikkan dengan pengorbanan diri.” “Identitas kita tergantung perasaan yang kita miliki dalam menjalani peran-peran tersebut.” “Saran: keseimbangan.” (Prof Carol Gilligan, In A different Voice)

“Menjadi ibu yang baik sering berarti menyadari bahwa kita tidak akan pernah bisa memenuhi semua kebutuhan anak-anak kita—fakta yang jelas dan mudah diterima akal sehat, tetapi sulit diterima oleh hati.”

“Kehidupan masa kanak-kanak akan kita bawa sepanjang hidup, seperti sebuah konsep cetak biru berisi keterkaitan emosi yang muncul kemudian.” (Maggie Scarf dalam Worlds: Life Inside The Family)

“Keluarga merupakan tempat berkembangnya pola reaksi emosional dan hubungan antar pribadi, menetapkan pola dan warna dari hubungan selanjutnya.” (Dr Theodore Lidz dalam The Person)

“Untuk mengubah sikap, pertama-tama kita harus bisa memahami bagaimana menangani rasa marah.” “Memiliki pedoman tentang cara mengungkapkan rasa marah secara sehat dan efektif akan sangat membantu.” “Berhenti/Bernafas/Berpikir tenang/Tentukan sikap”

“Menyayangi diri dalam sebuah hubungan intim memiliki dua dimensi, dan kalau diterjemahkan dalam bentuk janji, janji itu akan berbunyi seperti ini, “Saya akan berupaya untuk menyayangi diri saya dalam hubungan saya denganmu, dan saya akan berupaya merawat kita berdua sebagai sebuah pasangan.”

Terima kasih Alice Domar...
Wasalam
Salam sukses

Beti

0 comments:

Bookmark and Share

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP